Bagaimana Menjadi Karyawan
Sekaligus Pengusaha
Saat ini sangat ramai diperdebatkan antara golongan Otak Kanan/Kuadran Kanan (Pengusaha) dengan Otak Kiri/Kuadran Kiri (Karyawan). Masing-2 golongan memberikan argumentasi yang seolah-olah saling bertentangan.
Saya ingin berbagi pengalaman dan kiat tentang bagaimana menjadi manusia multikuadran yaitu berada di kuadran employee (karyawan) sekaligus kuadran business owner (pengusha) Memang tidak bisa dielakkan bahwa mengatur waktu sebagai karyawan sekaligus menjalakan bisnis adalah sulit।
Bila kita sudah pernah berhasil dalam sebuah bisnis, maka semangat untuk terus meningkatkan dan menambah cabang tidak bisa terbendung. Bahkan kalau itu dijalankan sewaktu kita masih menjadi karyawan. Itupulah yang terjadi pada saya.
Saat ini saya masih menjadi tenaga pendidik di SMK N1 Malang ( 23 tahun ). Sedangkan untuk Bisnis ( 15 tahun ), dengan perjalanan :
Tahun 1984, setelah lulus sma tidak bisa kuliah, karena beaya. Pekerjaan apasaja telah saya jalani, yaa pasti yang halal dong.
Tahun 1986, diangkat menjadi PNS sebagai tenaga TU dan beralih ke tenaga guru setelah melanjutkan kuliah.
Tahun 1993, memulai usaha sampingan sepulang dari kantor. Dengan berjualan jam tangan.
Tahun 1994, beralih di bidang barang dari kulit. Karena sangat kebetulan disamping rumah kontrakan di Tajinan Malang ada pengusaha jaket kulit. Saya beranikan untuk menawarkan diri menjualkan jaket kulit. Karena keterbatas waktu untuk berkeliling, saya berusaha mencari peluang kerjasama dengan toko atau koperasi untuk membantu menjualnya dengan system konsinasi.
Setelah 2 tahun berjalan, tepatnya tahun 1996, saya beranikan merekrut tukang potong dan jahit untuk membuat sendiri di rumah dinas, jumlah karyawan 7 orang.
Tahun 1998, usaha semakin berkembang pesat. Pekerjaan kantor juga tetap jalan. Saya membeli toko dan membuka Showroom di jalan raya Bululawang, dengan jumlah karyawan 11 orang.
Pameran demi pameran saya ikuti, bahkan tahun 2004 dikirim oleh Kementrian Koperasi untuk mengikuti pameran produk unggulan Indonesia di Kualalumpur Malasyia
Tahun 2005, meluaskan pemasaran dengan membuka 2 cabang di Mall (Matos) dan Tanggulangin Sidoarjo. Inilah awal cobaan menerpa, karena tidak imbang dengan beaya operasional, maka keduanya ditutup dengan meninggalkan hutang sangat besar sekali.
Mulai Tahun 2006 s/d 2009, melalui perjuangan yang sangat berat disamping menanggung beban hutang, dan usaha harus tetap jalan, sementara modal sangat menipis. Saya menemukan peluang usaha sangat besar potensinya, yaitu berjualan sandal/sepatu/tas/dll dengan pangsa pasar menengah kebawah.
Sampai saat tulisan ini saya buat, sudah ada 3 cabang dan bulan Juni 2009 akan membuka cabang yang ke.4
Dari pengalaman dibidang usaha tersebut, agar tidak menganggu kegiatan kantor, saya pekerjakan karyawan dan dibuatkan system penjualan dan pelaporannya. Usaha tetap jalan dan kegiatan mengajar juga tetap jalan.
Beberapa poin yang harus diperhatikan dan dikerjakan adalah :
Kita harus tetap bertanggungjawab terhadap tugas di kantor
Kita harus bisa menyelesaikan pekerjaan di jam kantor dan pekerjaan jangan sampai dibawa pulang.
Kita harus menjalin hubungan baik dengan teman kantor.
untuk operasional bisnis kita serahkan pada karyawan yang bisa dipercaya.
Pengontrolan bisnis bisa dilakukan dengan semua alat komunikasi, tanpa harus sering hadir secara fisik.
Intinya, apabila kita bisa mengatur dengan baik dan bertanggungjawab dengan semua fihak, maka menjadi karyawan dan pengusaha bukanlah yang mustahil.
Wassalam,
Fadil Arif
Grosir Kerajinan Kulit
SejutaPengusaha.com
Sekaligus Pengusaha
Saat ini sangat ramai diperdebatkan antara golongan Otak Kanan/Kuadran Kanan (Pengusaha) dengan Otak Kiri/Kuadran Kiri (Karyawan). Masing-2 golongan memberikan argumentasi yang seolah-olah saling bertentangan.
Saya ingin berbagi pengalaman dan kiat tentang bagaimana menjadi manusia multikuadran yaitu berada di kuadran employee (karyawan) sekaligus kuadran business owner (pengusha) Memang tidak bisa dielakkan bahwa mengatur waktu sebagai karyawan sekaligus menjalakan bisnis adalah sulit।
Bila kita sudah pernah berhasil dalam sebuah bisnis, maka semangat untuk terus meningkatkan dan menambah cabang tidak bisa terbendung. Bahkan kalau itu dijalankan sewaktu kita masih menjadi karyawan. Itupulah yang terjadi pada saya.
Saat ini saya masih menjadi tenaga pendidik di SMK N1 Malang ( 23 tahun ). Sedangkan untuk Bisnis ( 15 tahun ), dengan perjalanan :
Tahun 1984, setelah lulus sma tidak bisa kuliah, karena beaya. Pekerjaan apasaja telah saya jalani, yaa pasti yang halal dong.
Tahun 1986, diangkat menjadi PNS sebagai tenaga TU dan beralih ke tenaga guru setelah melanjutkan kuliah.
Tahun 1993, memulai usaha sampingan sepulang dari kantor. Dengan berjualan jam tangan.
Tahun 1994, beralih di bidang barang dari kulit. Karena sangat kebetulan disamping rumah kontrakan di Tajinan Malang ada pengusaha jaket kulit. Saya beranikan untuk menawarkan diri menjualkan jaket kulit. Karena keterbatas waktu untuk berkeliling, saya berusaha mencari peluang kerjasama dengan toko atau koperasi untuk membantu menjualnya dengan system konsinasi.
Setelah 2 tahun berjalan, tepatnya tahun 1996, saya beranikan merekrut tukang potong dan jahit untuk membuat sendiri di rumah dinas, jumlah karyawan 7 orang.
Tahun 1998, usaha semakin berkembang pesat. Pekerjaan kantor juga tetap jalan. Saya membeli toko dan membuka Showroom di jalan raya Bululawang, dengan jumlah karyawan 11 orang.
Pameran demi pameran saya ikuti, bahkan tahun 2004 dikirim oleh Kementrian Koperasi untuk mengikuti pameran produk unggulan Indonesia di Kualalumpur Malasyia
Tahun 2005, meluaskan pemasaran dengan membuka 2 cabang di Mall (Matos) dan Tanggulangin Sidoarjo. Inilah awal cobaan menerpa, karena tidak imbang dengan beaya operasional, maka keduanya ditutup dengan meninggalkan hutang sangat besar sekali.
Mulai Tahun 2006 s/d 2009, melalui perjuangan yang sangat berat disamping menanggung beban hutang, dan usaha harus tetap jalan, sementara modal sangat menipis. Saya menemukan peluang usaha sangat besar potensinya, yaitu berjualan sandal/sepatu/tas/dll dengan pangsa pasar menengah kebawah.
Sampai saat tulisan ini saya buat, sudah ada 3 cabang dan bulan Juni 2009 akan membuka cabang yang ke.4
Dari pengalaman dibidang usaha tersebut, agar tidak menganggu kegiatan kantor, saya pekerjakan karyawan dan dibuatkan system penjualan dan pelaporannya. Usaha tetap jalan dan kegiatan mengajar juga tetap jalan.
Beberapa poin yang harus diperhatikan dan dikerjakan adalah :
Kita harus tetap bertanggungjawab terhadap tugas di kantor
Kita harus bisa menyelesaikan pekerjaan di jam kantor dan pekerjaan jangan sampai dibawa pulang.
Kita harus menjalin hubungan baik dengan teman kantor.
untuk operasional bisnis kita serahkan pada karyawan yang bisa dipercaya.
Pengontrolan bisnis bisa dilakukan dengan semua alat komunikasi, tanpa harus sering hadir secara fisik.
Intinya, apabila kita bisa mengatur dengan baik dan bertanggungjawab dengan semua fihak, maka menjadi karyawan dan pengusaha bukanlah yang mustahil.
Wassalam,
Fadil Arif
Grosir Kerajinan Kulit
SejutaPengusaha.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar